Kamis, 03 Desember 2009

Pengaruh Film Kartun Terhadap Prestasi Belajar Murid

Selain patut untuk disyukuri, kemajuan teknologi yang ada (dalam konteks ini televisi) juga harus diwaspadai. Kemudahan mendapatkan informasi, hiburan, dan kemudahan-kemudahan lain yang ditawarkan oleh televisi dapat membantu kita untuk membuka wawasan dan mengenal dunia lebuh luas lagi. Beberapa tayangan televisi kartun yang dapat membantu anak dalam belajar yaitu:
Kompas (24 juni 2008)
Varia Anak (TVRI), Bocah Petualang, Laptop Si Unyil, Jalan Sesama, Cita-citaku, Si Bolang ke Kota, Buku Harian si Unyil (TRANS7), Surat Sahabat, Cerita Anak, Main Yuk! (TRANS TV), Dora The Explorer, Go! Diego Go!, Chalkzone, Backyardians (TV G), dan Masa Kalah Sama Anak-anak (TV One)
Akan tetapi, jika masyarakat (pemirsa) tidak memiliki filter yang kuat dalam menerima terpaan media televisi ini maka tidak tertutup kemungkinan bahwa nilai-nilai negatif juga dapat terserap terutama bagi perkembangan anak dan secara tidak langsung mempengaruhi prestasi belajarnya. Secara umum tayangan televisi tanpa disadari dapat mempengaruhi perkembangan mental, kecerdasan dan kemampuan berpikir anak. Hal itu disebabkan karena adanya rangsangan imajinasi melalui stimulus bunyi dan gambar secara terus-menerus. "Kondisi itu menyebabkan kemampuan konsentrasi anak menjadi pendek".
Efek dari terlalu banyak menonton TV, anak menjadi pasif dan tidak kreatif. Mereka kurang beraktivitas, tetapi hanya duduk di depan TV, dan melihat apa yang ada di TV. Baik secara fisik maupun mental, anak menjadi pasif, karena memang orang yang menonton TV tidak perlu berbuat apa-apa. Hanya duduk, mendengar dan melihat apa yang ada di TV. Kemampuan berpikir dan kreatifitas anak tidak terasah, karena ia tidak perlu lagi membayangkan sesuatu seperti halnya bila ia membaca buku atau mendengar musik. Hal ini tetunya akan berdampak terhadap aktifitasnya disekolah.
Namun, tidak semua program yang ditayangkan oleh televisi berdampak negatif bagi masyarakat. Televisi pun mempunyai pengaruh baik bagi masyarakat. Televisi membuka pemahaman mengenai informasi baru, biasanya terdapat dalam program-program berita (politik, wisata, kuliner, dsb).
Televisi juga bertindak pendorong anak-anak untuk belajar acara edukasi dan dapat mengajarkan pada anak tentang nilai-nilai yang penting serta pelajaran mengenai kehidupan nyata yang dapat memberikan pengetahuannya yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui berbagai dampak yang ditimbukan oleh tayangan televisi. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Deppen-RI dalam laporan Pengaruh Sosial Budaya dari Komunikasi Satelit (II). Proyek Penelitian RI 1977-1978, bahwa: ”Akibat lain dari masuknya televisi di desa adalah banyaknya anak-anak yang meninggalkan pelajaran mengaji karena mereka lebih tertarik untuk menonton acara siaran anak-anak (kartun dan sebagainya). Positif atau negatif, baik atau buruknya dampak televisi bergantung pada bagaimana masyarakat menyikapinya. Hal yang diperlukan adalah kontrol dan perhatian yang serius dari seluruh pihak. Orang tua juga harus berperan aktif dalam mengontrol anak-anaknya saat menyaksikan tayangan televisi. Seperti kasus-kasus yang terjadi beberapa waktu lalu, ketika banyak anak yang terluka bahkan diantaranya meninggal dunia karena melakukan tindakan kekerasan seperti yang mereka lihat di televisi, selain menuntut pihak-pihak tertentu, orang tua hendaknya juga melakukan introspeksi diri menganai pengawasan yang mereka berikan pada anak-anak mereka.Kendatipun kemajuan teknologi televisi dan teknologi-teknologi lain di bidang media hingga saat ini sangat luar biasa, tetapi suatu media tidak dapat menggantikan posisi media lainnya. Hal ini dikarenakan setiap media memiliki karakteristiknya masing-masing yang berbada dari media lainnya. Karakteristik media inilah yang kemudian berpengaruh terhadap preferensi masyarakat dalam memilih media sesuai keinginannya.
DAFTAR PUSTAKA
www.mail-archive.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A.HAKIKAT RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedur dan manajemen pembelajaran untukmencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi (standar kurikulum). Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan RPP merupakan komponen yang penting. Dalam hal ini guru merupakan salah satu yang memegang peranan paling penting dalam merancang suatu RPP oleh karena itu dituntut adanya suatu sikap profesional dari seorang guru. Kemampuan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran, unsur-unsur utamanya yang minimal harus ada dalam setiap, RPP yaitu jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harud dilakukan, apa yang dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik menguasai kompetensi tertentu.
Adapun fungsi rencana pelaksanaan pembelajaran dalam KTSP, yaitu sebagai fungsi perencanaan, dalam hal ini dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Di samping itu komponen yang harus dipahami guru dalam pengembangan KTSP ialah, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, indikator hasil belajar, penilaian dan prosedur pembelajaran.
Fungsi pelaksanaan RPP berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran agar sesuai dengan yang direncanakan. Materi standar yang dikembangkan harus sesuai dengan kemauan dan kebutuhan peserta didik, serta disesuaikan dengan kondisi lingkungannya.


B. PRINSIP PENGEMBANGAN RPP
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan RPP, yaitu sebagai berikut :
1. Kompetensi yang dirumuskan harus jelas, konkrit, dan ketepatan dalam kegiatan yang harus dilakukan.
2. RPP harus sederhana dan fleksibel.
3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar.
4. RPP harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan program di sekolah.
Disamping itu, perlu adanya pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan, jadwal pendidikan yang proporsional, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas/ kelulusan, pencatatan kemajuan belajar, pembelajaran remedial, program pengayaan, program percepatan peningkatan kualitas pembelajaran, dan pengisian waktu jam kosong.
Dalam kegiatan RPP terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian penting :
- Pertama, persiapan merupakan suatu proses awal yang diarahkan untuk hal-hal mendatang, seperti halnya untuk pembentukan kompetensi.
- Kedua, persiapan diarahkan pada tindakan mendatang (future action) yang dihadapkan pada hambatan yang tidak jelas dan tidak pasti (chaos).
- Ketiga, rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai suatu bentuk kegiatan perencanaan yang berhubungan erat dengan bagaimana sesuatu dapat dilaksanakan.
Pentingnya rencana pelaksanaan pembelajaran guna untuk menunjang pembentukan kompetensi dasar pada peserta didik. Sumantri (1988:108) perencanaan yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran, karena baik guru maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai, dan cara mencapainya, dengan demikian guru dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran yang telah diprogramkan.
RPP merupakan perencanaan untuk beberapa jam pelajaran yang berisi garis besar kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik selama pembelajaran berlangsung baik untuk satu kali maupun beberapa kali pertemuan. Identifikasi kebutuhan merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam pengembangan RPP. Selain itu penetapan fokus kompetisi yang diharapkan akan menjadi pedoman bagi guru dalam menentukan materi standar yang digunakan dan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk membentuk kompetensi peserta didik.

C. CARA PENGEMBANGAN RPP
Cara pengembangan RPP pada umumnya dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Mengisi kolom identitas.
2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan.
3. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang sesuai pada silabus.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran yang mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator.
5. Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok yang terdapat di silabus (materi standar merupakan garis besar atau pokok-pokok materi dalam proses kegiatan belajar mengajar).
6. Menentukan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7. Merumuskan kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, inti dan akhir.
8. Menentukan sumber belajar yang dipergunakan.
9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal dan teknik penskoran.

KINERJA GURU DALAM PENGEMBANGAN RPP


Dalam pengembangan RPP menuntut kinerja guru yang profesional. Guru yang profesional adalah guru yang dapat mengemban tugasnya dengan baik. Sedangkan seorang guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika ditunjang dengan kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan tugas dan perannya. Kemampuan yang profesional ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria, yaitu :
1.      Kognitf yakni penguasaan pengetahuan/intelektual.
2.      Performance yang berkenaan dengan kemampuan untuk kerja (perbuatan).
3.      Efektif yaitu berkenaan dengan aspek kepribadian dan nilai.
4.      Produksi yang berkaitan dengan hasil belajar siswa.
5.      Eksploratoris yang berkenaan dengan pengalaman-pengalaman khusus aspek kognitif meliputi penguasaan pengetahuan materi/spesialisasi pelajaran tertentu yang akan diajarkan.
Dengan kata lain keberhasilan guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya tidak terlepas dari faktor kemampuan yang dimilikiseorang guru. Karena itu guru haruslah mampu melaksanakan tanggung jawabnya untuk mengembangkan kognitif siswa, yang berhubungan dengan perkembangan intelektual peserta didik, mengembangkan hubungan sosial peserta didik, dan dalam mengembangkan aspek kepribadian peserta didik khususnya yang berhubungan dengan perkembangan emosional.
Sehubungan dengan tugasnya dalam mengembangkan RPP, maka langkah-langkah yang dilakukan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu : Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi kompetensi, yaitu: hendaknya mengandung unsur proses dan produk, bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata, mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai kompetensi tersebut, harus komprehensip, artinya berkaitan dengan visi-misi sekolah.
1.      Mengembangkan materi standar. Secara umum, materi standar terdapat tiga komponen utama, yaitu ilmu pengetahuan, proses dan nilai-nilai yang dapat dirinci sesuai dengan kompetensi dasar dan visi dan misi sekolah.
2.      Menentukan metode, guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan kreatifitas peserta didik.
3.      Merencanakan penilaian yang sebaiknya dilakukan dalam bentuk PBK atau berbasis kelas dan ujian hendaknya berbasis sekolah.

Disamping itu terdapat pula beberapa komponen yang dapat meningkatkan kinerja guru, sebagai berikut :
a.     Adanya Motivasi Dari Diri Sendiri.
Jika seorang guru memiliki semangat dan keinginan yang kuat dalam mengemban perannya yang berkaitan dengan upaya penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, dengan berkehendak kreatif, menumbuhkan gagasan-gagasan baru, mencari sumber yang inovatif, bahkan berusaha melakukan penelitian lapangan agar memperoleh informasi yang lengkap dan akurat dan memanfaatkannya dalam rangka mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b.     Tanggung Jawab Terhadap Tugas.
Tanggung jawab guru dalam hal ini secara individual, memberikan kesempatan bagi para guru untuk memaksimalkan semua kemampuan dan potensi yang dimilikinya dalam bekerja, dengan tanggung jawab membuat keputusan tentang apa yang dihadapinya dan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya. Hal ini terutama berkaitan dengan peran guru sebagai fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, melalui kegiatan mengajar, membimbing dan melaksanakan administrasi sekolah, yang tidak terlepas dari tugasnya dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

c.     Motivasi Dari Luar.
Dalam hal ini seorang guru juga membutuhkan motivasi atau dorongan dari luar dirinya sendiri. Karena dengan adanya motivasi/dorongan dari luar dapat meningkatkan semangat, rasa cinta, bangga dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan. Dengan rasa cinta, semangat, tanggung jawab dan bangga terhadap tugas memungkinkan seorang guru melaksanakan tugasnya dengan baik, disiplin dan kesungguhan, sehingga hasil yang dicapai dapat optimal. Bandingkan pekerjaan atau tugas yang dikerjakan tanpa adanya motivasi dari luar tidak akan optimal dan hasil yang dicapaipun akan kurang memuaskan.
Oleh karena itu perlu diupayakan agar setiap guru dapat menyukai pekerjaannya, walaupun dalam kenyataannya masih sedikit guru yang benar-benar bangga terhadap jabatan dan profesinya. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal antara lain kurangnya motivasi dari lingkungan, kurangnya penghargaan terhadap profesi guru, disamping itu kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap nasib para guru terutama guru yang bertempat didaerah terutama yang ditugaskan di pelosok-pelosok daerah yang memiliki fasilitas yang kurang bahkan tidak memadai untuk berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Selain itu banyak guru yang terpaksa berprofesi sebagai guru karena tidak adanya pekerjaan lain dan hanya ingin menjadi pegawai negeri, tidak lulus dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Oleh karena itu motivasi dan penghargaan dari luar merupakan hal yang pentinga terutama kaitannya dengan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Rasa cinta, bangga, semangat dan tanggung jawab tidak harus ditunjukkan dengan kata-kata, tetapi yang lebih penting adalah realisasinya dalam berbagai tindakan nyata.

d.     Perhatian Dari Kepala Sekolah.
Dengan adanya perhatian dari kepala sekolah terhadap guru merupakan hal yang penting untuk lebih profesionalisme dan semangat guru dan tenaga kependidikan lain sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Perhatian kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru dapat disalurkan melalui adanya diskusi antara kepala sekolah dengan staf-staf guru, kunjungan kelas, selain  itu  dengan  membina  keakraban  antara  kepala sekolah dan guru-guru.
Diskusi merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan tidak hanya antara guru-guru dan kepala sekolah, tetapi juga bisa mengikutsertakan tenaga kependidikan lain di sekolah (seperti tata usaha dan BK), untuk memecahkan berbagai masalah untuk memperoleh hasil keputusan bagi kepentingan bersama.
Diskusi dalam hal ini dapat dilakukan pada waktu-waktu yang dianggap cocok/efektif, waktu yang efektif yaitu waktu untuk diskusi tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar dan tidak mengorbankan kegiatan atau pekerjaan lain yang sangat penting. Lokasi untuk diskusi bisa dilakukan di tempat yang nyaman dan tidak mengganggu jalannya diskusi, misalnya diruangan kelas ketika proses belajar mengajar telah selesai, diruangan kepala sekolah, ataupun diruangan rapat dan juga bisa dilakukan di luar dari lingkungan sekolah sesuai kesepakatan bersama.
Kunjungan kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk melihat bagaimana proses belajar mengajar berlangsung. Dengan adanya kunjungan kelas kepala sekolah dapat melihat secara langsung bagaimana penggunaan metode dan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru, bagaimana keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dan juga untuk mengetahui tentang penguasaan kompetensidasar oleh peserta didik.
Kunjungan kelas merupakan suatu bentuk kegiatan yang sangat bermanfaat untuk memperoleh informasi secara langsung tentang profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya, sehingga guru dapat memperoleh informasi dan masukan dari kepala sekolah. Selain itu dari kunjungan kelas kepala sekolah bersama guru-guru dapat mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan dari kunjungan kelas, lalu mencari jalan keluar/pemecahan dan menyusun program-program penanggulangan untuk kedepannya, terutama dalam tugas guru dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran.

e.     Hubungan Antar Sesama Guru.
Hubungan antar sesama guru disekolah dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, seperti hasil penelitian Nawawi (1989:128) bahwa hubungan yang intim penuh kekeluargaan terlepas dari formalitas yang kaku, dan prosedural yang otokratis berpengaruh positif terhadap moral kerja para pendidik. Sehingga suasana kehidupan disekolah harus dikondisikan sedemikian rupa, dan diharapkan adanya kerja sama yang baik antara sesama guru. Melalui kerja sama dan hubungan yang baik antara sesama guru akan dapat membantu meningkatkan mekanisme kerja yang optimal dan meningkatkan profesionalisme guru, disamping itu dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi yang optimal.
Uraian  diatas menunjukkan bahwa hubungan yang baik di antara sesama guru, dapat memberikan masukan dan juga menambah pengalaman diantara guru, misalnya pada saat diadakannya studi banding antar sekolah. Sehingga dapat membantu guru dalam pembuatan rencana pelaksanaan  pembelajaran.

f.        MGMP dan KKG.
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dan KKG (Kelompok Kerja Guru) merupakan dua organisasi atau wadah yang dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru. Dalam MGMP dan KKG, para guru bisa saling bertukar pikiran, dan saling membantu mengatasi masalah yang dihadapi. Salah satunya bagaimana menyusun kompetensi yang di jabarkan dalam kurikulum dan mencari teknik-teknik pembelajaran yang cocok diterapkan, sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana secara optimal, dan tentunya dapat membantu memberikan masukan kepada guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan kordinasi oleh wakasek bidang kurikulum, sedangkan untuk setiap mata pelajaran dapat dipimpin oleh guru yang paling berpengalaman (senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah). Selain itu kegiatan MGMP dapat mendatangkan ahli dari luar yang dapat membantu guru sehingga dapat mengerjakan tugasnya lebih optimal begitupun dengan KKG.
Melalui MGMP dan KKG diharapkan semua kesulitan dan masalah yang dihadapi guru dapat diatasi sehingga meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

g.     Kegiatan Supervisi.
Kegiatan supervisi untuk membantu dalam upaya untuk pengembangan kemampuan guru melaksanakan kurikulum, pengembangan kemampuan memilih dan menggunakan material kurilkulum, pengembangan kemampuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, dan pengembangan kemampuan memecahkan masalah-masalah khusus.
Tujuan program supervisi untuk mengembangkan dan mencapai proses belajar mengajar yang relevan, dan efektif melalui peningkatan kemampuan guru. Fungsi supervisi pembinaan kepemimpinan kepala sekolah guna meningkatkan tanggung jawab untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara sesama guru dan tenaga lainnya, membina sifat-sifat kepemimpinan dan memupuk tanggung jawab pada diri guru-guru, melaksanakan pengawasan dan disiplin bagu guru, menempatkan dan memberikan penghargaan kepada guru-guru dan tenaga teknis lainnya, juga pembinaan dan peningkatan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar dan pengeloalaan sekolah, serta pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya supervisor menggunakan metode pembinaan, yaitu :
·        Pembinaan di lingkungan sendiri.
·        Pembinaan di lingkungan daerah.
·        Pembinaan di lingkungan guru bidang studi.
·        Pembinaan di lingkungan administrasi.
B.      FORMAT RPP BERBASIS KTSP
Rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP minimalnya terdapat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Sedangkan contoh format RPP yaitu sebagai berikut :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran     :           
Satuan Pendidikan            :
Kelas/Semester      :
Pertemuan Ke        :
Alokasi Waktu        : ...... jam pelajaran (sesuai dengan silabus)
Kompetensi Dasar :
1.                                                    …..
2.                                                    …..
Indikator                  :
1.1.       …..
1.2.       …..
1.1.       …..
1.2.       …..
(kompetensi dasar dan indikator ditulis lengkap sesuai silabus)
Tujuan Pembelajaran       :
1.      …..
2.      …..
(rumuskan dengan lengkap mengacu pada indikator)
Materi Standar       :
1.      …..
2.      …..
(tulis garis besarnya saja, yang langsung berkaitan dengan indikator dan tujuan pembelajaran)
Metode Pembelajaran    :
1.    …..
2.    …..
(tulis cara yang akan ditempuh untuk untuk mencapai tujuan pembelajaran, misalnya kerja kelompok, ceramah, tanya jawab, dan cara lainnya)
Kegiatan Pembelajaran  :
1.       Kegiatan Awal (pembukaan)      :
a. …..
b. …..
2.    Kegiatan Inti (pembentukan        :
a.                                                …..
b.                                                ….. 
3.   Kegiatan Akhir (penutup)  :
a.                                                …..
b.                                                …..
(tulis kegiatan yang harus dilakukan dari awal sampai akhir, untuk mencapai tujuan dan membentuk kompetensi)
Sumber Belajar        :
1.                                 …..
2.                                 …..
(tulis sumber belajar yang akan digunakan, termasuk alat peraga, media dan bahan pembelajaran/buku sumber)
Penilaian         :
1.     Tes Tertulis   :
2.    Kinerja (Performansi)        :
3.    Produk         :
4.    Penugasan/Proyek          :
5.    Portofolio     :
(tulis penilaian apa yang akan dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar, pilih jenis penilaian yang paling tepat).